Dalam beberapa tahun terakhir, dunia tengah bergulat dengan transisi energi menuju sumber yang lebih bersih dan berkelanjutan. Namun, ironisnya, energi fosil—seperti batu bara, minyak, dan gas alam—kembali menjadi sorotan utama. Apa yang menyebabkan fenomena ini? Dan apa dampaknya bagi masa depan energi global?
Mengapa Energi Fosil Kembali Menjadi Perbincangan?
Keterbatasan Infrastruktur Energi Terbarukan
Meski energi terbarukan semakin berkembang, masih banyak tantangan dalam pengadaan dan distribusinya. Infrastruktur yang belum memadai dan biaya investasi yang tinggi membuat energi fosil tetap relevan, terutama di negara berkembang.
Ketidakpastian Geopolitik dan Pasokan Energi
Krisis geopolitik, seperti konflik di Timur Tengah dan Ukraina, mempengaruhi pasokan energi dan harga minyak serta gas. Hal ini mendorong negara-negara untuk mempertahankan cadangan energi fosil sebagai strategi kestabilan.
Kebutuhan Energi yang Tinggi dan Stabilitas
Energi fosil mampu menyediakan listrik dan bahan bakar secara stabil dan dalam jumlah besar, yang sangat dibutuhkan untuk industri dan transportasi massal.
Dampak Kembalinya Minat terhadap Energi Fosil
Dampak Lingkungan
Penggunaan energi fosil tetap menjadi penyumbang utama emisi karbon dan polusi udara, yang mempercepat perubahan iklim global.
Dampak Ekonomi
Di sisi lain, industri energi fosil menciptakan jutaan lapangan pekerjaan dan mendukung ekonomi nasional, terutama di negara-negara penghasil minyak dan batu bara.
Regulasi dan Kebijakan
Beberapa pemerintah kembali melonggarkan regulasi terkait energi fosil untuk memastikan pasokan energi dan stabilitas ekonomi jangka pendek.
Peluang dan Tantangan Masa Depan
Kembali menguatnya energi fosil menimbulkan pertanyaan besar: apakah dunia harus tetap bergantung padanya? Di satu sisi, ada peluang dalam inovasi teknologi untuk mengurangi emisi, seperti CCS (Carbon Capture and Storage). Di sisi lain, tantangan besar tetap ada dalam mencapai target iklim global.
