ILESVANILLE — JAKARTA – Suku Buton merupakan salah satu suku yang populer di Indonesia karena beberapa alasan penting yang mencerminkan kekayaan sejarah, budaya, dan perannya dalam peradaban Nusantara.
Suku Buton adalah salah satu suku bangsa yang berasal dari wilayah tenggara Pulau Sulawesi, khususnya dari Kepulauan Buton yang kini termasuk dalam Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia.
Masyarakat Buton memiliki sejarah panjang sebagai pelaut, pedagang, dan pendiri Kesultanan Buton yang terkenal akan sistem hukum dan pemerintahannya yang terorganisir.
1. Asal Usul dan Sejarah
Asal-usul Suku Buton berkaitan erat dengan berdirinya Kesultanan Buton, yang awalnya merupakan kerajaan Hindu-Buddha bernama Kerajaan Wolio.
Sekira abad ke-15, kerajaan ini mengalami Islamisasi dan berubah menjadi Kesultanan Buton pada tahun 1541 dengan La Elangi sebagai sultan pertamanya, bergelar Sultan Murhum Kaimuddin Khalifatul Khamis.
Kesultanan Buton menjadi salah satu kesultanan maritim yang kuat di wilayah timur Indonesia. Ia memiliki sistem pemerintahan yang unik dan tertulis dalam konstitusi yang disebut Murtabat Tujuh atau Martabat Tujuh, yang mengatur struktur pemerintahan dan masyarakat.
2. Wilayah Persebaran
Suku Buton terutama mendiami Pulau Buton, namun juga tersebar di beberapa daerah sekitarnya seperti:
* Pulau Muna
* Pulau Wakatobi
* Pulau Kabaena
* Sebagian wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan karena migrasi dan diaspora
3. Bahasa
Bahasa Buton termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa utama yang digunakan adalah Bahasa Wolio, yang dulu menjadi bahasa resmi Kesultanan Buton.
Saat ini, terdapat pula dialek dan bahasa daerah lain di kalangan masyarakat Buton, termasuk bahasa Cia-Cia dan bahasa Muna, karena kedekatan geografis dan hubungan sejarah.
Menariknya, pada tahun 2009, sempat ada upaya unik untuk menuliskan bahasa Cia-Cia dengan huruf Hangeul (alfabet Korea), yang kemudian menarik perhatian dunia internasional, meski program tersebut tidak berlanjut lama.
4. Sistem Sosial dan Pemerintahan Adat
Suku Buton memiliki struktur sosial yang kompleks dan sangat dipengaruhi oleh sistem Kesultanan Buton. Pemerintahan tradisional terdiri dari beberapa lembaga adat, di antaranya:
* Sara Patapata (empat lembaga adat utama)
* Bonto (pemimpin wilayah)
* Kapitalao (laksamana atau pemimpin militer maritim)
* Bobato (anggota dewan adat)
* Hukum adat Buton bersifat tertulis, yang menjadikannya unik dibandingkan banyak masyarakat adat lain di Indonesia yang menganut hukum tak tertulis.
5. Budaya dan Tradisi
a. Arsitektur
Rumah adat Buton dikenal sebagai Banua Tada, rumah panggung dari kayu yang tahan gempa dan banjir, mencerminkan pengetahuan lokal yang adaptif terhadap lingkungan.
b. Seni dan Musik
Masyarakat Buton memiliki berbagai bentuk seni tradisional seperti tarian Linda, Tari Lulo, musik gong dan gendang, serta syair puisi berbahasa Wolio.
c. Upacara Adat
Upacara penting seperti Karia (ritual inisiasi bagi remaja perempuan), Posuo, serta tradisi Maulid Nabi, masih dilestarikan dan menjadi bagian dari identitas budaya Buton.