Sebuah insiden tragis terjadi di perairan Batam ketika sebuah kapal tanker meledak pada 24 Juni kejadian, menewaskan setidaknya 4 orang. Kejadian ini menimbulkan kepanikan dan menjadi sorotan publik karena potensi bahaya yang ditimbulkan oleh kapal pengangkut bahan bakar.(25/6)
Menurut laporan awal, ledakan terjadi saat kapal tanker sedang melakukan proses bongkar muat atau perbaikan. Beberapa saksi mata mendengar suara dentuman keras disusul kobaran api yang membesar dengan cepat.
Empat korban tewas diketahui bernama Gunawan Sinulingga, Hermansyah Putra, Berkat Setiawan, dan Janu Arius. Seluruh jenazah dibawa ke RS Bhayangkara untuk proses autopsi sebelum diserahkan kepada pihak keluarga.
Para korban merupakan tenaga kerja outsourcing, bukan karyawan tetap PT ASL. Pihak berwenang juga masih mendalami dugaan kelalaian prosedur keselamatan kerja yang memicu terjadinya ledakan.
Area galangan kapal ditutup sementara guna keperluan investigasi. Kapal diketahui mengalami kerusakan parah di bagian depan, namun masih memungkinkan untuk diperbaiki di dermaga.
Dampak Ledakan terhadap Lingkungan dan Aktivitas Pelabuhan
Ledakan kapal tanker tidak hanya menimbulkan korban jiwa tetapi juga berpotensi mencemari lingkungan sekitar. Beberapa dampak yang perlu diwaspadai:
- Tumpahan Minyak: Jika tangki bahan bakar rusak, dapat menyebabkan pencemaran laut.
- Gangguan Operasional Pelabuhan: Aktivitas bongkar muat di pelabuhan terdekat mungkin tertunda.
- Dampak Ekonomi: Kerugian material dan gangguan distribusi bahan bakar.
Ledakan kapal tanker di Batam menjadi pengingat betapa pentingnya standar keselamatan dalam industri maritim. Dengan investigasi yang menyeluruh, diharapkan kejadian serupa dapat dicegah di masa depan.