ILESVANILLE — JAKARTA – Langkah tegas diambil Pemerintah Spanyol dengan memerintahkan perusahaan sewa properti wisata, Airbnb untuk menghapus 66 ribu iklan layanan sewa mereka.
Dikutip dari New York Times, menjamurnya bisnis real estate dan penyewaan properti untuk keperluan wisata, nyatanya membawa dua sisi mata pedang. Masyarakat menilai, bisnis properti untuk wisatawan itu justru meningkatkan harga sewa rumah biasa, yang memicu krisis perumahan di Eropa makin parah.
Kementerian Hak Konsumen Spanyol mengatakan iklan tersebut melanggar peraturan karena tidak memiliki izin, memiliki nomor izin palsu, atau bahkan tak mencantumkan keterangan apakah properti tersebut dikelola oleh perusahaan atau perorangan.
Keterjangkauan perumahan telah menjadi isu sosial dan politik yang kritis di Spanyol. Di mana demonstrasi massal telah diadakan di seluruh negeri, oleh orang-orang yang mengatakan bahwa menjamurnya investor real estat dan perubahan penginapan menjadi akomodasi wisata telah mengusir warga lokal dari rumah mereka.
Kelangkaan tersebut telah memicu naiknya harga sewa rumah jauh lebih cepat daripada upah yang diterima, sehingga membuat perumahan yang terjangkau menjadi tidak terjangkau bagi banyak orang.
Airbnb mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan terus mengajukan banding atas semua keputusan terkait dengan kasus tersebut. Seorang juru bicara mengatakan perusahaan akan tetap memasang iklan tersebut hingga banding tersebut diproses di pengadilan.
Menteri urusan konsumen Spanyol, Pablo Bustinduy, mengatakan tindakan tersebut merupakan bagian dari dorongan yang lebih luas oleh otoritas nasional, regional, dan lokal “untuk memastikan bahwa tidak ada kepentingan ekonomi yang didahulukan daripada hak atas perumahan.”